November 19, 2012

Misted Dessert

Manis kata, janjipun tak lupa
Baik hati, lakuanpun sahaja
Gurun keringpun mau saja
Tiada hujan, kesejukan apapun ditadah
Hanya awalan, semua tampak baik saja
Diselimuti baris kata yang manis menggoda
Ditambah janji berlapis
Padahal mana tahu lapis selanjutnya apa
Sudah kubilang, gurunpun merindu, jadi diterima saja
Jangan salahkan dia

Waktu, ya, karena waktu atau entah apa.
Kabut sejuk menunjukkan anomalinya
Bukan kesejukan lagi namun tanda-tanda
Ia tampak enggan dan berbeda
Gurunpun cemas dan curiga
Serta merta dan tiba-tiba, tak dinyana
Kabut menggulung kesejukan miliknya.
Tandus yang hampir basah bertanya 'mengapa?'
Kabut yang sejatinya memang begitu berkata,
'ini sifatku. datang dan pergi sesuka hamba. tidak ada cara dan tidak mungkin hamba berubah.'
Batu lembap dipenuhi lumut menyangga,
'jika begini sejatinya, mengapa kau menyejukkan gurunnya? kau membawa asa lalu kau melenyapkannya. kau mengusir hampa dan lihat sekarang, kau menebar sunyi sebelum bencana.'
Kabut memang semu, bersiteguh ia membawa kesejukannya.
Namun ya, panas terik, kering, senyap, gurun sudah mengalaminya.
Kepergian kabut hanya kepergian seperti hujan dan cuaca.
Gurun akan kembali terbiasa.

No comments:

Post a Comment